TikTokvideo from omyyuningsih (@omyyuningsih): "BismillahUtk warga Bandung dan sekitarnya.Hadirilah Kajian ilmu manasik umroh bersama Ustadz Dave Arian Yusuf ( Uday)Jemputlah keberkahan dari Beliau yg baru pulang hajian. Datanglah dengan mengharap ridho Allah Ta'ala.Barang siapa menempuh sebuah jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan jalannya untuk menuju surga.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..Bismillahi wal hamdu lillah , Wassholatu wassalamu ala Rasulilllah waala alihi waman walahSegala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam yang senantiasa mencurahkan rahmat kepada ummat manusia. Sebagai seorang muslim mencari ilmu adalah wajib hukumnya , banyak sekali hadist-hadist Nabi maupun ayat -ayat Al Qur'an yang menjelaskan tentang keutamaan mencari ilmu diantaranya adalah hadist " Man Arodad dunya fa'alaihi bil 'ilmi waman arodal akhirata fa'alaihi bil 'ilmi waman arodahuma fa'alaihi bil 'ilmi " yang artinya Barangsiapa yang ingin sukses didunia maka ia harus mengetahui ilmunya , barangsiapa ingin sukses di Akhirat maka ia harus mengetahui ilmunya dan barangsiapa ingin sukses di keduanya maka ia juga harus mengetahui ilmuanya. Jadi jelas sekali bahwa ilmu adalah kunci bagi siapapun yang ingin meraih kesuksesan tanpa ilmu tentu kesuksesan yang diimpikan hanya menjadi sebuah angan-angan yang tidak dapat terwujud dan untuk memiliki ilmu maupun keahlian tertentu maka seseorang harus hadist yang lain Nabi Muhammad SAW bersabda " Tholabul ilmi Faridhatun ala kulli muslimin Wamuslimatin " yang artinya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan HR .MuslimNamun tidak wajib menguasai semua ilmu sebab aktifitas manusia yang padat serta waktu yang terbatas tentu tidak memungkinkan untuk mempelajari semua ilmu pengetahuan oleh karena itu Syekih Al Zarnuji dalam kitabnya Ta'limul Mutaallim menjelaskan bahwa yang diwajibkan menurut agama islam adalah mempelajari ilmu Hal .Ilmu Hal adalah ilmu yang berkaitan dengan sesuatu yang sedang dilakukan oleh seseorang,misalnya seorang pedagang maka ia harus mengetahui cara berdagang yang sesuai dengan tuntunan syariat islam,jika ia petani maka ia harus mengetahui cara bertani yang sesuai dengan syariat islam , jika ia seorang pelaku usaha maka ia harus mengetahui cara-cara melakukan usaha yang sesuai dengan syariat islam sehingga terhindar dari perbuatan dosa saat menjalankan pekerjaanya seperti menipu,mengurangi timbangan dan lain dalam kitab tersebut juga dijelaskan ikhtiyar-ikhtiyar seseorang yang sedang mencari ilmu agar kelak mendapatkan ilmu yang bermanfaat diantaranya adalah hormat dan patuh kepada guru serta bersikap tawadhuk. Di dalam dunia pesantren sudah lazim berlaku bahwa murid harus menghormati dan mematuhi guru banyak kisah-kisah yang menceritakan seorang santri murid yang saat belajar di Pondok Pesantren terlihat biasa-biasa saja dan tidak menonjol dalam prestasi namun sepulang dari Pondok Pesantren ia menjadi Kyai yang sukses namun sebaliknya tidak sedikit santri yang saat belajar di Pondok Pesantren terlihat pandai namun ia sombong dan sering melanggar peraturan Pondok dan tidak menghormati gurunya akhirnya ia hidup sebagai orang biasa . Menghormati guru adalah sumber berkahnya ilmu ternyata tidak hanya berlaku didunia Pesantren namun dalam dunia Pendidikan modern pun kisah ada sesorang Mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi ,ia terkenal seorang yang sangat pandai dan cerdas hampir setiap mata kuiah yang akan disampaikan oleh dosen sudah ia kuasai namun sayangnya ia bersikap sombong terjadap teman - teman bahkan terhadap dosen. Ia sering dengan sengaja mempersiapkan pertanyaan yang sangat sulit namun ia dapat menjawabnya .ia ajukan pertanyaan tersebut didalam kelas kepada dosennya dengan tujuan mempermalukan dosennya tersebut dihadapan mahasiswa yang lain karena tidak bisa menjawab pertanyaan yang ia ajukan .Hal itu dilakukan berkali-kali dengan penuh sudah banyak yang mengingatkannya agar tidak berbuat demikian akan tetapi ia tetap dengan cerita beberapa puluh tahun kemudian teman - teman kuliahnya dan sudah menjadi orang-orang yang sukses berjumpa kembali dengannya dengan kondisi hidup kekurangan, pekerjaan tak pasti bahkan lebih banyak kasihan maka mereka memberikan bantuan selain itu juga memberikan nasehat agar ia mencari dosen yang dulu sering ia permalukan saat masih kuliah karena barangkali kesulitan hidupnya disebabkan karena gurunya masih sakit hati sering pu menuruti nasehat teman-temannya itu sehingga beberapa waktu kemudian ia bertemu dengan dosen yang dulu sering ia permalukan didepan para mahasiswa,ia pun menangis meminta maaf sehinggu Gurunya pun akhirnya ikhlas memberikan maaf dan mendoakan kebaikkan untuknya. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya

Search Ilmu Aura Badan Pagar Diri. Ilmu penyelaras Segala Ilmu Pembuka wadah keilmuan di tubuh anda Pengunci amalan dan penyatu energi keilmuan dalam diri Anda Soal bab bagaimana kita nak tahu warna aura diri kita sebenarnya ada banyak cara Bila kita membicarakan "ILMU MENGENAL DIRI" tentu ramai dari kita yang akan menyangka bahawa yang akan di bicarakan ialah Diri yang kelihatan iaitu jasad

Melihat pelajar hari ini entah itu siswa, mahasiswa, ataupun santri rasanya berbeda dengan pelajar zaman dulu. Pelajar dulu mereka sangat ta’zhim menghormati guru dan dengan berkah itulah mereka mudah mendapat ilmu. Namun melihat pelajar sekarang rasanya tidak demikian berinteraksi dengan guru seperti tidak ada sopan-sopannya gitu. Sehingga ilmu yang dipelajari sukar didapatkan dan jadilah pelajar itu “laa `ilma wa laa adab” yang artinya tidak memiliki ilmu dan adab. Kalau kata orang sunda mah “nya bangor, nya tolol”. Padahal guru merupakan sosok yang harus dihormati oleh pelajar. Ia tidak akan mendapat ilmu kecuali dengan mengagungkan guru. Bisa saja mendapat ilmu tapi keberkahan dan manfaatnya tidak ada jika tidak menghormati guru. Sebab keberkahan ilmu memiliki dua ciri yaitu ilmu yang diamalkan dan disebarkan. Setelah melihat hal yang demikian di lingkungan terdekat. Saya menelusuri lebih lanjut dan ternyata memang ada penelitian menyebutkan bahwa sejak tahun 2000 pelajar mengalami penurunan empati 40% dibanding 20-30 tahun lalu. Lantas bagaimana kita menanggapi hal ini? Apakah bersikap “ya udah lah yaa, toh udah ada kepastiannya dari nabi Muhammad ﷺ bahwa generasi ke generasi itu akan mengalami penurunan kualitas”?. Namun saya pernah mendengar penjelasan guru saya Kyai Jajang Saepul Abidin, kurang lebihnya kita diberi keterangan semacam itu justru supaya kita tidak termasuk di dalamnya. Well. Supaya kita tidak termasuk generasi yang tidak beradab, kita cari dulu akar masalahnya, dimulai dengan pertanyaan “mengapa para pelajar sekarang tidak beradab?” Mungkin bisa banyak faktor, salah satunya bisa saja karena tidak diajarkan. Sehingga ia tidak tahu adab baik yang berujung munculnya generasi amoral. Sudahkah kita tahu bahwa duduk di bangku guru itu tidak boleh? atau berjalan di depan guru itu tidak sopan? atau meletakkan sesuatu di atas barang guru itu tidak diperkenankan? Baik, kalau kita bahas teknis tulisan ini akan sangat panjang pasti berujung tidak akan dibaca sama sekali. Karena sudah teu keyeng manten liatnya juga. Tulisan ini hanya sekedar pemantik agar kita bisa mempelajari lebih dalam dan lebih lanjut tentang tata krama dalam menuntut ilmu. Sedangkal pengetahuan saya setidaknya ada 3 kitab yang membahas adab dalam menuntut ilmu untuk kita pelajari, yakni Adabu al-` ālim Wa al-Muta`allim karya Hasyim Asy’ari Ta`līmu al-Muta`allim karya syaikh Az-Zarnuji At-Tibyān fī adabi ḥamalati al-Qur’an karya imam An-Nawāwī, Kita bisa belajar ketiga kitab tersebut secara talaqi kepada guru-guru kita yang sudah paham ini sangat disarankan, atau kita bisa sekedar membaca terjemahnya terlebih dahulu. Kemudian nanti dicocokkan dengan penjelasan para guru. Misalnya kita bisa membeli buku terjemah Ta`līmu al-Muta`allim terbitan lirboyo press, atau buku Nurul Bayan terjemah dari kitab At-Tibyān yang disusun oleh Ustadz Roisudin dari Hanifa Darul Hidayah. Kemudian dapat dikaji entah itu dengan cara ngaji ngalogat ala pesantren, ikut seminar, baca buku, atau apapun itu kemasannya, intinya kita belajar. Dengan harapan kita dan generasi setelahnya menjadi generasi yang beradab sebab dengan adab inilah kita bisa menjadi manusia yang berharga. Ali Bahtiar Co-Founder Inspiring Generation Navigasi pos
Merekamereka yang kuliah di SPG (Sekolah Pendidikan Guru) atau IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dianggap mahasiswa kelas dua, juga lantaran biaya kuliahnya yang termurah dibanding jurusan lain. Penulis meyakini ini adalah faktor keberkahan dari pekerjaan guru. Dan keberkahan itu didapat tidak secara cuma-cuma, melainkan harus
Keberkahan Ilmu Hanya Bisa Didapat Dari Seorang Guru Informasi Pendidikan - Keberkahan sebuah ilmu bisa berkurang bahkan hilang bila si pemberi ilmu merasa tersinggung dengan perilaku penyebar broadcast tersebut. Kebekahan bisa tersumbat. Keberkahan ilmu pun bisa berkurang bila si penerima ilmu berlaku tak santun dan tak hormat kepada si pemberi ilmu..keberkahan ilmu hanya bisa didapat dari seorang guru informasi pendidikan, riset, keberkahan, ilmu, hanya, bisa, didapat, dari, seorang, guru, informasi, pendidikan LIST OF CONTENT Opening Something Relevant Conclusion Keberkahan ilmu yang diperoleh diketahui dari peningkatan amal shaleh pada diri seorang muslim. Jika sudah dapat ilmu tapi tidak berbekas pada diri kita, bisa jadi, itu adalah tanda kita tidak mendapat keberkahan ilmu. Begitulah cara orang-orang terdahulu mendapatkan keberkahan ilmu dari memuliakan gurunya. Mencintai ilmu berarti mencintai orang yang menjadi sumber ilmu. Menghormati ilmu berarti harus menghormati pula orang yang memberi ilmu. Itulah guru. Tanpa pengajaran guru, ilmu tak akan pernah bisa didapatkan oleh si murid. Keberkahan ilmu yang dimiliki seseorang akan terlihat dari akhlak dan perilaku orang berilmu tersebut, bahkan menjadikannya sebagai hamba yang semakin taat. Foto ilustrasi/ist. A A A. Memperoleh ilmu tidak serta merta membuat seseorang hanya pandai saja, tetapi bila ilmu itu juga memberi keberkahan pada dirinya. Keberkahan ilmu yang diperoleh akan diketahui dari peningkatan amal shaleh pada diri seorang muslim. Jika sudah dapat ilmu tapi tidak berbekas pada diri kita, bisa jadi, itu adalah tanda kita tidak mendapat keberkahan keberkahan ilmu, seseorang dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan yang luas, memperbaiki diri, dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan keberkahan ilmu, di antaranya 1. Niat Hanya untuk Niat dalam menuntut hanya untuk Lillahi ta'ala. Itu karena keberkahan ilmu. Recommended Posts of Keberkahan Ilmu Hanya Bisa Didapat Dari Seorang Guru Informasi Pendidikan cara mendapatkan keberkahan ilmu, ilmu yang berkah, pengertian ilmu yang berkah, apa itu ilmu yang berkah, ilmu yang berkah adalah, keberkahan ilmu harus didapatkan pengertian berkah cara mendapatkan keberkahan ilmu untuk pencari ilmu, santri harus mencari keberkahan ilmuKarena salah satu resep mencari keberkahan dalam ilmu ialah "Amanah Ilmiah" itu sendiri. Tidak asal ngaku, merasa gengsi kalau harsu jiplak. Padahal memang seperti itulah ilmu, terlebih dalam syariah. Karena semua ilmu dalam syariah ini diperoleh dengan jalan "RIWAYAT".Jika ilmu yang kita punya belum bisa memberikan manfaat untuk orang lain, maka kita perlu introspeksi lagi. Karena keberkahan ilmu akan didapat ketika orang lain bisa mengambil manfaat dari kita. Pemahaman dan ilmu Pengetahuan seseorang tidak hanya diukur dari tingkat IQ-nya kecerdasan ini biasanya kita dapat peroleh dengan cara menulis, mencatat, merangkum, dari ilmu yang didapat. 2. Hirsun Sungguh-Sungguh Dalam menuntut ilmu jika kita tidak dibarengi dengan niat yang sungguh-sungguh didalam diri kita, maka sangat sulit untuk bisa memperoleh ilmu ilmu yang diperoleh diketahui dari peningkatan amal shaleh pada diri seorang muslim. Jika sudah dapat ilmu tapi tidak berbekas pada diri kita, bisa jadi, itu adalah tanda kita tidak mendapat keberkahan sebuah ilmu bisa berkurang bahkan hilang bila si pemberi ilmu merasa tersinggung dengan perilaku penyebar broadcast tersebut. Kebekahan bisa tersumbat. Keberkahan ilmu pun bisa berkurang bila si penerima ilmu berlaku tak santun dan tak hormat kepada si pemberi mengamalkan ilmu merupakan salah satu perkara yang menyebabkan hilangnya keberkahan dari ilmu. Sebagaimana sebutkan dalam surat Ash Shaff ayat 2-3, "Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu selalu memberikan kita ilmu yang bermanfaat, dan menjauhkan kita dari ilmu yang tidak bermanfaat. Bagaimana agar kita mendapatkan keberkahan dalam ilmu-ilmu kita? Ada dua kunci utama agar kita bisa mendapatkan keberkahan ilmu Menata Hati. Subhanahu wa ta'ala berfirman,Dimana kecerdasan ini biasanya kita dapat peroleh dengan cara menulis, mencatat, merangkum, dari ilmu yang didapat. Perkara yang dibutuhkan para pencari ilmu Hirsun Sungguh-Sungguh Dalam menuntut ilmu jika kita tidak dibarengi dengan niat yang sungguh-sungguh didalam diri kita, maka sangat sulit untuk bisa memperoleh ilmu dua hal inilah keberkahan didapatkan. Beriman kepada artinya seorang hamba meyakini segala pokok keimanan. Sebagaimana yang kita kenal dalam rukun iman. Iman kepada , malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, takdir yang baik dan yang buruk. Apabila hati telah dipenuhi dengan keimanan ini cara orang-orang terdahulu mendapatkan keberkahan ilmu dari memuliakan gurunya. Mencintai ilmu berarti mencintai orang yang menjadi sumber ilmu. Menghormati ilmu berarti harus menghormati pula orang yang memberi ilmu. Itulah guru. Tanpa pengajaran guru, ilmu tak akan pernah bisa didapatkan oleh si merupakan sesuatu yang harus kita cari kemana pun dan di mana pun. Ilmu itu harus dijunjung sampai akhir hayat hidup kita di dunia. Dengan ilmu kita dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan ilmu kita tidak akan tersesat ke dalam jurang kehancuran. Namun, tahukah Anda bahwa ada ilmu yang membawa sengsara?Ilmu, Pelita Kemuliaan . Sesungguhnya kemuliaan bukan hanya milik orang yang bertahta atau berharta. Bukan pula milik para rupawan dan memiliki popularitas. Tetapi, kemuliaan bisa diraih oleh setiap hamba. Ia bisa diraih oleh orang bawahan, rakyat jelata, bahkan oleh budak sekalipun. Kisah di atas bukti nyata bahwa kemuliaan bisa diraih pun dengan ilmu. Jika ilmu diwadahi dengan hati yang kotor dan penuh dengan berbagai penyakit, maka keberkahan ilmu itu tidak akan dapat dipetik. Berkah ilmu hakikatnya adalah buah dari meresapnya ilmu pada hati yang bersih yang kemudian diamalkan dengan anggota keberkahan memiliki kata dasar "berkah", yang dalam bahasa Arab al-barakah. Secara ilmu bahasa, al-barakah, berarti berkembang, bertambah dan kebahagiaan. Imam An-Nawawi rahimahullah berkata "Asal makna keberkahan ialah kebaikan yang banyak dan abadi.". BACA JUGA Detik-detik Wafatnya Sultan Abdul Hamid II. Conclusion From Keberkahan Ilmu Hanya Bisa Didapat Dari Seorang Guru Informasi Pendidikan Keberkahan Ilmu Hanya Bisa Didapat Dari Seorang Guru Informasi Pendidikan - A collection of text Keberkahan Ilmu Hanya Bisa Didapat Dari Seorang Guru Informasi Pendidikan from the internet giant network on planet earth, can be seen here. We hope you find what you are looking for. Hopefully can help. Thanks. See the Next Post Keberkahanhidup merupakan karunia Ilahi, maka ia tidak bisa dinilai dan diukur menggunakan alat-alat teknologi maupun ilmu matematika manusiawi. Keberkahan hidup pun banyak bentuk dan macamnya, bisa di dalam raga, harta, waktu, keluarga, dan juga anak keturunan, bahkan ilmu. Kenapa demikian? Menurut Ustaz Nofriyanto,MAg, jika Allah memberkahi seorang hamba dalam beramal shaleh, ia akan Tidak ada seorang pun dalam kehidupan kita selain kedua orang tua yang paling berjasa dan paling layak dihormati melebihi daripada guru. Guru merupakan pewaris ilmu, dan setiap pewaris ilmu adalah ulama, sedangkan ulama adalah pewaris para nabi. Kedudukan antara ilmu, guru dan ulama tidak bisa dipisahkan. Guru memiliki derajat dan martabat yang tinggi, sebagai murid kita harus senantiasa menghormati guru kita sendiri. Tidaklah heran kalau kita melihat para ulama sangat menghormati guru-guru mereka. Tanpa seorang guru, kita tidak mungkin bisa mengenal agama islam ini dengan baik. Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi pernah berkata, “Kalau bukan karena guruku, aku tidak akan mengenal siapa Tuhanku.” Supaya ilmu yang kita dapatkan dari para guru kita bisa bermanfaat dan barokah, ada beberapa tata krama yang harus diperhatikan, Datang Kepada Guru Dengan Tujuan yang Baik Seorang murid harus datang kepada gurunya dengan tujuan yang baik, yaitu untuk mendapatkan bimbingan dari sang guru supaya bisa lebih dekat kepada Allah Swt. Seorang murid yang hanya mencari keuntungan dunia atau mencari-cari kesalahan gurunya akan dijauhkan dari ilmu yang manfaat dan barokah. Melihat Guru Sebagai Pembimbing Menuju Keselamatan di Akhirat Hal inilah yang akan membuat seorang murid bersungguh-sungguh dalam belajar dan senantiasa memuliakan gurunya. Patuh Kepada Nasehat Guru Keberkahan ilmu tidak akan didapat jika murid tersebut tidak patuh terhadap perintah gurunya. Patuh di sini bukan hanya pada urusan ilmu saja, tapi segala isyarat dan anjuran yang disampaikan oleh guru. Setiap murid sebisa mungkin harus mematuhi perintah gurunya asalkan bukan dalam hal kemaksiatan. Mengabdi Kepada Guru Pengabdian di sini maknanya adalah kesiapan hati seorang murid untuk mengutamakan sang guru dari kepentingan dirinya sendiri. Selalu memperhatikan kebutuhan guru dan berusaha mendapatkan kerelaan hati dari sang guru. Semoga kita semua tergolong orang yang selalu memuliakan majelis ilmu dan ahli ilmu, aamiin. Denganbentuk sebuah keberkahan. Keberkahan itu bersifat ghoiru ' Adiyat (bukan kebiasaan). Karena sudah di luar nalar. Nah, santri bisa menyeimbangkan kedua jalur itu. Melalui iktisabiyah dan ghoiru iktisabiyah. Dengan cara belajar tekun, ibadah, menghormati guru dan teman.

JAKARTA — Sejarah mencatat betapa hormatnya para ilmuwan muslim atau ulama pada gurunya. Mengapa, rasa hormat kepada sang guru akan mendatangkan rahmat dan kemuliaan. Tersebutlah seorang ulama yang disegani bahkan oleh penguasa ketika itu. Ia adalah Fakhruddin al-Arsabandi. Dalam ketenarannya, ia mengungkap sebuah rahasia atas rahmat Allah yang luar biasa didapatkannya. “Aku mendapatkan kedudukan yang mulia ini karena berkhidmat melayani guruku,” ujar sang Imam. Ia menuturkan, khidmat yang dia berikan kepada gurunya sungguh luar biasa. Gurunya Imam Abu Zaid ad-Dabbusi benar-benar dilayaninya bak seorang budak kepada majikan. Ia pernah memasakkan makanan untuk gurunya selama 30 tahun tanpa sedikit pun mencicipi makanan yang disajikannya. Begitulah cara orang-orang terdahulu mendapatkan keberkahan ilmu dari memuliakan gurunya. Mencintai ilmu berarti mencintai orang yang menjadi sumber ilmu. Menghormati ilmu berarti harus menghormati pula orang yang memberi ilmu. Itulah guru. Tanpa pengajaran guru, ilmu tak akan pernah bisa didapatkan oleh si murid. Dalam literatur pendidikan Islam, jelas terpampang bahwa pelajaran pertama yang diterima seorang murid adalah bab Adabu Mu’allim wa Muta’allim adab antara guru dan murid. Dari kitab manapun, mestilah pembelajaran dimulai dari bab ini. Si murid perlu dipahamkan, dari siapa ia menerima ilmu karena dalam pembelajaran ilmu-ilmu Islam sangat memperhatikan sanad validitas. Berbeda dengan sesuatu yang bersifat nasihat. Nasihat tak perlu memandang dari mulut siapa keluarnya nasihat itu. Berlakulah di sana pepatah Arab, unzur ma qala wala tanzur man qala lihatlah kepada apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang mengatakannya. Namun, bagi ilmu-ilmu Islam sejenis tafsir, hadis, akidah, dan cabang ilmu sejenisnya, perlu diperhatikan dari siapa si murid menerimanya. Inilah yang dipesankan Muhammad bin Sirin, “Sesungguhnya ilmu ini adalah agama. Maka lihatlah dari siapa engkau mengambil agamamu.” Fakhruddin al-Arsabandi benar-benar memperhatikan sang guru sebagai tempat ia mengambil ilmu. Ia tak ubahnya seperti budak di hadapan gurunya. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh Ali bin Abi Thalib RA yang pernah mengatakan, “Siapa yang pernah mengajarkan aku satu huruf saja, maka aku siap menjadi budaknya.” Ali RA mencontohkan, sekecil apa pun ilmu yang didapat dari seorang guru tak boleh diremehkan. Imam Syafi’i pernah membuat rekannya terkagum-kagum karena tiba-tiba saja ia mencium tangan dan memeluk seorang lelaki tua. Para sahabatnya bertanya-tanya, “Mengapa seorang imam besar mau mencium tangan seorang laki-laki tua? Padahal masih banyak ulama yang lebih pantas dicium tangannya daripada dia?” Imam Syafi’i menjawab, “Dulu aku pernah bertanya padanya, bagaimana mengetahui seekor anjing telah mencapai usia baligh? Orang tua itu menjawab, “Jika kamu melihat anjing itu kencing dengan mengangkat sebelah kakinya, maka ia telah baligh.” Hanya ilmu itu yang didapat Imam Syafi’i dari orang tua itu. Namun, sang Imam tak pernah lupa akan secuil ilmu yang ia dapatkan. Baginya, orang tua itu adalah guru yang patut dihormati. Sikap sedemikian pulalah yang menjadi salah satu faktor yang menghantarkan seorang Syafi’i menjadi imam besar. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini

Keberkahanilmu yang diperoleh diketahui dari peningkatan amal shaleh pada diri seorang muslim. Jika sudah dapat ilmu tapi tidak berbekas pada diri kita, bisa jadi, itu adalah tanda kita tidak mendapat keberkahan ilmu. Misalnya, bertahun-tahun belajar serta mendatangi majelis ilmu (majlis ta'lim), tetapi masih banyak keburukan pada diri, berarti itu tidak ada keberkahan.

Keberkahan adalah sesuatu yang sulit diukur dengan parameter yang bersifat khissi konkret. Para ulama mendefinisikan البَرَكَةُ dengan النماء والزيادة bertambah dan berkembang. Al Asfahani mendefinisikan بَرَكَةٌ’, yaitu tsubut alal khoir al ilaahi fii syai’, yaitu menetapnya kebaikan dari Allah kepada sesuatu. Definisi lain berkah adalah al-khair al-katsir al-mutayazid al-mutadawim, yaitu kebaikan yang banyak terus menerus bertambah”. Beberapa faktor yang mempengaruhi keberkahan ilmu, yaitu adab orang tua kepada pendidik, adab dari sang anak dan adab seorang pendidik itu sendiri, apakah ia mendidik masih bertendensi pada keduniawian. Dari beberapa faktor tersebut, mengapa semua itu terkaitkan dengan adab? Jawabannya Adab atau akhlaqul karimah adalah perintah Allah Swt. dan Rasul-Nya secara syar’i, banyak sekali hadis ataupun riwayat yang menjelaskan tentang khusnul khuluq atau adab, bahkan sebagiannya Rasulullah Saw. kaitkan dengan tingkat keimanan seseorang dengan hari akhir. Sebagaimana hadis, مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ “Barang siapa yang beriman dengan hari akhir maka hendaklah memuliakan tetangganya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah memuliakan tamu.” Hr. Bukhari dan Muslim Pentingnya Khusnul Khuluq atau ta’addub kepada orang yang berilmu. Allah menegaskan dalam sebuah ayat, يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ “Allah Swt. mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat di atas yang lain”. Al Mujadilah 11 Ayat tersebut menjelaskan tentang kemuliaan orang berilmu, maka adalah sebuah pelanggaran kepada Allah Swt. apabila tidak memuliakan orang yang Allah angkat/muliakan derajatnya. Adapun pula pendidik adalah orang yang dikatakan Allah, خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ Yaitu orang terbaik dimana ia mengajarkan al Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain. Dari hadis itu Allah statuskan para pendidik sebagai khairunnas, sebaik-baik manusia. Baca juga Pendidikan yang Memanusiakan Pendidik juga adalah manusia yang disabdakan Rasulullah Saw. “Sesungguhnya Allah, para malaikat Nya, penduduk langit dan bumi sampai semut di sarangnya dan ikan di lautan turut mendoakan kebaikan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia “ HR. At-Tirmidzi Bilamana orang tua tiada lagi ihtirom kepada mu’allim, bisa dikatakan bahwa ia melawan semesta, padahal semesta telah memuliakannya. Konsep yang diterapkan para mu’allim dalam pendidikan khususnya kuttab yaitu, “الأدب قبل العلم و الإيمان قبل القرآن” Adab sebelum ilmu, iman sebelum Qur’an Setiap orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang beradab, hal ini tidak akan tercapai bilamana tidak ada qudwah dari orang tua. Metode teladan yang baik’ adalah cara yang efektif untuk menumbuhkan adab anak. Salah satu qudwah shalihat yaitu menempatkan adab orang tua, ihtirom kepada mu’allim sang anak. Sebagaimana Ali bin abi Thalib pernah berkata, “Aku adalah hamba bagi orang-orang yang mengajarkan ilmu walaupun satu huruf”. Dari perkataan Ali Radhiyallahu anhu dapat disimpulkan, bahwa orang yang mengajarkan ilmu walaupun satu huruf, maka ialah tuannya, Sedangkan para pendidik mengajarkan tak hanya satu huruf. Baca juga Mengajar Era Lalu dimana letak keberkahan ilmu sang anak? Pertama, sebuah motivasi bagi para mu’allim, di antara yang menguatkan seorang pendidik adalah sikap wali santri yaitu ihtiram kepada mu’allim sang anak. Bilamana mereka menguatkan, mendukung penuh terhadap proses pendidikan sang anak, maka hal itu menjadi motivasi bagi mu’allim, sehingga hasil tarbiyah kepada anak didik pun akan semakin kuat. Kedua, syukur kepada Allah. من لا يشكر الناس لا يشكر الله’ Barangsiapa yang tidak berterimakasih kepada orang yang berjasa mendidik anak kita, dia belum berterimakasih kepada Allah Swt. Maka dari itu, penting sekali berterimakasih kepada siapapun yang berbuat baik dan Allah akan tambahkan nikmat-Nya kepadanya, لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu…” Apabila seseorang telah bersyukur, maka sempurnalah kesyukuran kita kepada orang-orang yang telah berbuat baik. Wallahu a’lam. Source Ceramah Dr. Hakimuddin Salim, Lc., disampaikan saat POMG Kuttab Ibnu Abbas Klaten, Jum’at 18 Desember 2021. Redaktur Luthfi Nur Azizah

MencintaiGuru, Membuka Keberkahan Ilmu. 25 November kita sentiasa memperingati Hari Guru Nasional di Indonesia.Hari guru merupakan sebuah hari yang penting dimana kita kembali mengingat momen-momen bersejarah dalam hidup, terkait perkembangan pendidikan dalam diri kita. pRgTm.
  • 1dn6y677kn.pages.dev/201
  • 1dn6y677kn.pages.dev/236
  • 1dn6y677kn.pages.dev/142
  • 1dn6y677kn.pages.dev/164
  • 1dn6y677kn.pages.dev/148
  • 1dn6y677kn.pages.dev/98
  • 1dn6y677kn.pages.dev/203
  • 1dn6y677kn.pages.dev/244
  • 1dn6y677kn.pages.dev/123
  • keberkahan ilmu dari guru